Tika itu dia masih lagi hingusan
tapi pintar beranganan
mengukir cita di fikiran
mengulit pena di contengan
berasak-asak kata di perbarisan.
Masih ingat tika dia diteman nian
terjurai sebuah karangan
meluah bakat yang disimpan
entah dari mana warisan
digalur dari suatu zaman
berkemungkinan...
Kini dia kembali berlakaran
ada lahar yang masih hangat di dasaran
mendiam disebalik keegoan
diterjah oleh sang teman
tersentak sebuah lamunan.
Apakah reformasi bakal menjadi undangan?
tetamu kehormat lambang keagungan
mengajak dia tertari di pentas kesenian
mendandan kata tidak bertepian
suara hati akan bertaburan
bersepahan di bumi Tuhan.
Jerung Bursa
11 tahun yang lalu
0 komen:
Catat Ulasan